Prinsip Desain Interface
1. Prinsip Visibilitas
Interface harus memberikan informasi yang jelas tentang status sistem dan tindakan yang tersedia. Pengguna harus dapat melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dalam sistem.
2. Prinsip Umpan Balik (Feedback)
Sistem harus memberikan respons yang jelas dan tepat waktu terhadap setiap tindakan pengguna. Feedback membantu pengguna memahami hasil dari tindakan mereka.
3. Prinsip Konsistensi
Elemen interface yang sama harus berperilaku dengan cara yang sama di seluruh aplikasi. Konsistensi membantu pengguna membangun model mental yang stabil.
4. Prinsip Kendali Pengguna
Pengguna harus merasa memiliki kendali atas sistem. Interface harus menyediakan cara untuk membatalkan tindakan, keluar dari situasi yang tidak diinginkan, dan mengatur preferensi.
5. Prinsip Pencegahan Error
Desain yang baik mencegah terjadinya error dengan menghilangkan kondisi yang rawan kesalahan dan memberikan konfirmasi untuk tindakan yang destruktif.
Jenis-jenis Interface
1. Command Line Interface (CLI)
Interface berbasis teks di mana pengguna berinteraksi dengan sistem melalui perintah yang diketik. CLI memberikan kontrol yang presisi namun memerlukan pembelajaran yang lebih mendalam.
2. Graphical User Interface (GUI)
Interface yang menggunakan elemen visual seperti ikon, menu, dan window. GUI lebih intuitif untuk pengguna pemula dan memungkinkan interaksi melalui pointing device.
3. Menu-Driven Interface
Interface yang menyajikan pilihan dalam bentuk menu hierarkis. Cocok untuk aplikasi dengan fungsi yang terbatas dan pengguna yang memerlukan guidance.
4. Natural Language Interface
Interface yang memungkinkan pengguna berinteraksi menggunakan bahasa alami. Contohnya adalah chatbot dan voice assistant seperti Siri atau Alexa.
5. Touch Interface
Interface yang didesain untuk perangkat layar sentuh. Menggunakan gesture seperti tap, swipe, pinch, dan long press untuk navigasi.
Faktor Manusia dalam HCI
1. Aspek Kognitif
Memahami bagaimana manusia memproses informasi, mengingat, dan membuat keputusan. Hal ini mencakup working memory, attention, dan mental models.
2. Aspek Fisik dan Ergonomi
Mempertimbangkan kemampuan fisik pengguna dalam merancang interface. Ini meliputi ukuran target, jangkauan tangan, dan postur tubuh yang nyaman.
3. Aspek Emosional
Interface harus mempertimbangkan respons emosional pengguna. Desain yang estetis dan pleasant dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas pengguna.
4. Perbedaan Individual
Menyadari bahwa pengguna memiliki latar belakang, kemampuan, dan preferensi yang berbeda. Interface harus dapat mengakomodasi diversity ini melalui personalisasi dan accessibility.
5. Konteks Penggunaan
Mempertimbangkan lingkungan, situasi, dan tujuan penggunaan sistem. Interface mobile berbeda dengan desktop, begitu pula interface untuk situasi darurat berbeda dengan penggunaan sehari-hari.